Cita-Cita saya 5 tahun kedepan setelah lulus/menjadi sarjana adalah ingin bekerja di sebuah perusahaan besar baik lokal maupun asing ,jika sudah bekerja saya ingin membahagiakan kedua orangtua saya dengan memberangkatkan umroh bahkan haji sekalipun menggunakan uang dari hasil keringat saya sendiri dan menikmati masa tuanya dengan penuh kebahagiaan. Suatu kebanggaan dapat seperti itu. Kemudian jika telah sukses dalam menjalankan perusahaan milik orang lain ,saya akan keluar lalu ingin pulang kampung dan membuka usaha sendiri dengan memanfaatkan potensi yang terdapat pada kampung halaman saya ,kebetulan daerah saya banyak potensi wisata yang belum di kembangkan ,maka dari itu saya ingin mengembangkannya agar pengangguran di kampung saya berkurang dan dapat bekerja dengan layak tanpa harus merantau jauh dari orangtua.
Nah ,maka dari itu mulai sekarang cara saya agar cita-cita yang saya tulis ini dapat saya raih bahkan saya wujudkan adalah dengan cara saya belajar dengan giat mulai sekarang sampai seterusnya dan bekerja keras tanpa mengeluh ,terus berusaha agar dapat meraih cita-cita.
Minggu, 19 Juni 2016
Selasa, 14 Juni 2016
Rabu, 08 Juni 2016
Konsepsi Ilmu Budaya Dasar dalam Kesusastraan
1.
Pendekatan Kesusastraan
A.
Pengertian sastra
Secara
etimologis kata sastra berasal dari bahasa sansekerta, dibentuk dari
akar kata sas- yang berarti mengarahkan, mengajar dan memberi
petunjuk. Akhiran –tra yang berarti alat untuk mengajar, buku
petunjuk..Secara harfiah kata sastra berarti huruf, tulisan atau
karangan. Kata sastra ini kemudian diberi imbuhan su- (dari bahasa
Jawa) yang berarti baik atau indah, yakni baik isinya dan indah
bahasanya. Selanjutnya, kata susastra diberi imbuhan gabungan ke-an
sehingga menjadi kesusastraan yang berarti nilai hal atau tentang
buku-buku yang baik isinya dan indah bahasanya.Selain pengertian
istilah atau kata sastra di atas, dapat juga dikemukakan batasan /
defenisi dalam berbagai konteks pernyataan yang berbeda satu sama
lain. Kenyataan ini mengisyaratkan bahwa sastra itu bukan hanya
sekedar istilah yang menyebut fenomena yang sederhana dan gampang.
Sastra merupakan istilah yang mempunyai arti luas, meliputi sejumlah
kegiatan yang berbeda-beda. Kita dapat berbicara secara umum,
misalnya berdasarkan aktivitas manusia yang tanpa mempertimbangkan
budaya suku maupun bangsa. Sastra dipandang sebagai suatu yang
dihasilkan dan dinikmati. Orang-orang tertentu di masyarakat dapat
menghasilkan sastra. Sedang orang lain dalam jumlah yang besar
menikmati sastra itu dengan cara mendengar atau membacanya.Batasan
sastra menurut PLATO, adalah hasil peniruan atau gambaran dari
kenyataan (mimesis). Sebuah karya sastra harus merupakan peneladanan
alam semesta dan sekaligus merupakan model kenyataan. Oleh karena
itu, nilai sastra semakin rendah dan jauhdari dunia ide.ARISTOTELES
murid PLATO memberi batasan sastra sebagai kegiatan lainnya melalui
agama, ilmu pengetahuan dan filsafat. Menurut kaum formalisme Rusia,
sastra adalah sebagai gubahan bahasayang bermaterikan kata-kata dan
bersumber dari imajinasi atau emosi pengarang. Rene Welleck dan
Austin Warren, memberi defenisi bahasa dalam tiga hal :
1.
Segala sesuatu yang tertulis
2.
Segala sesuatu yang tertulis dan yang menjadi buku terkenal, baik
dari segi isi maupun bentuk kesusastraannya
3.
Sebagai karya seni yang imajinatif dengan unsur estetisnya dominan
dan bermediumkan bahasa.
B.
Pengertian Seni
Dalam
bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa
berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi
dengan bentuk-bentuk yang indah atau dihiasi dengan indah. Sebagai
kata benda ia berarti pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi
segala macam kekriaan yang artistik. Cilpacastra yang banyak
disebut-sebut dalam pelajaran sejarah kesenian, adalah buku atau
pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang, termasuk di dalamnya apa yang
sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum ada pembedaan antara
seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang merupakan ekspresi
pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan masyarakat yang
bersifat kolektif. Yang demikian itu ternyata tidak hanya terdapat di
India dan Indonesia saja, juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam
bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars,
artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaitu
ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes
berarti kelompok orang-orang yang memiliki ketangkasan atau
kemahiran; dan artista adalah anggota yang ada di dalam
kelompok-kelompok itu. Maka kiranya artista dapat dipersamakan dengan
cilpa.
Ars
inilah yang kemudian berkembang menjadi l’arte (Italia), l’art
(Perancis), elarte (Spanyol), dan art (Inggris), dan bersamaan dengan
itu isinyapun berkembangan sedikit demi sedikit kearah pengertiannya
yang sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain,
orang Jerman menyebut seni dengan die Kunst dan orang Belanda dengan
Kunst, yang berasal dari akar kata yang lain walaupun dengan
pengertian yang sama. (Bahasa Jerman juga mengenal istilah die Art,
yang berarti cara, jalan, atau modus, yang juga dapat dikembalikan
kepada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die
Kunst-lah yang diangkat untuk istilah kegiatan itu).
Dari
dulu sampai sekarang karya sastra tidak pernah pudar dan mati. Dalam
kenyataan karya sastra dapat dipakai untuk mengembangkan wawasan
berpikir bangsa. Karya sastra dapat memberikan pencerahan pada
masyarakat modern. ketangguhan yang sangat dibutuhkan dalam
pembangunan. Di satu pihak, melalui karya sastra, masyarakat dapat
menyadari masalah-masalah penting dalam diri mereka dan menyadari
bahwa merekalah yang bertanggung jawab terhadap perubahan diri mereka
sendiri.
Sastra
dapat memperhalus jiwa dan memberikan motivasi kepada masyarakat
untuk berpikir dan berbuat demi pengembangan dirinya dan masyarakat
serta mendorong munculnya kepedulian, keterbukaan, dan partisipasi
masyarakat dalam pembangunan. Sastra mendorong orang untuk menerapkan
moral yang baik dan luhur dalam kehidupan dan menyadarkan manusia
akan tugas dan kewajibannya sebagai makhluk Tuhan, makhluk sosial dan
memiliki kepribadian yang luhur.
Selain
melestarikan nilai-nilai peradaban bangsa juga mendorong penciptaan
masyarakat modern yang beradab (masyarakat madani) dan memanusiakan
manusia dan dapat memperkenalkan nilai-nilai kemanusiaan yang
universal, melatih kecerdasan emosional, dan mempertajam penalaran
seseorang.
Sastra
tidak hanya melembutkan hati tapi juga menumbuhkan rasa cinta kasih
kita kepada sesama dan kepada sang pencipta. Dengan sastra manusia
dapat mengungkapkan perasaan terhadap sesuatu jauh lebih indah dan
mempesona.
C.
Hubungan Antara Sastra, Seni Dengan Ilmu Budaya Dasar
Masalah
sastra dan seni sangat erat hubungannya dengan ilmu budaya dasar,
karena materi – materi yang diulas oleh ilmu budaya dasar ada yang
berkaitan dengan sastra dan seni.Budaya Indonesia sanagat menunjukkan
adanya sastra dan seni didalamnya.
Latar
belakang IBD dalam konteks budaya, negara dan masyarakat Indonesia
berkaitan dengan masalah sebagai berikut :
1.
kenyataan bahwa bangsa indonesia berdiri atas suku bangsa dengan
segala keanekaragaman budaya yg tercemin dalam berbagai aspek
kebudayaannya, yg biasanya tidak lepas dari ikatan2 primordial,
kesukaan, dan kedaerahan .
2.
Proses pembangunan yg sedang berlangsung dan terus menerus
menimbulkan dampak positif dan negatif berupa terjadinya perubahan
dan pergeseran sistem nilai budaya sehingga dengan sendirinya mental
manusiapun terkena pengaruhnya .
3.
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menimbulkan perubahan kondisi
kehidupan mausia, menimbulkan konflik dengan tata nilai budayanya,
sehingga manusia bingung sendiri terhadap kemajuan yg telah
diciptakannya .
2.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Prosa
Prosa
berasal dari bahasa latin "prosa" yang artinya "terus
terang", yang merupakan karya sastra yang disusun dalam bentuk
cerita secara bebas, yang tidak terikat rima dan irama. Jenis tulisan
prosa biasanya digunakan untuk mendeskripsikan suatu fakta atau ide.
Karenanya, prosa dapat digunakan untuk surat kabar, majalah, novel,
ensiklopedia, surat, serta berbagai jenis media lainnya.
Jenis-jenis
prosa ;
1.
Dongeng
Dongeng
merupakan cerita yang banyak diwarnai peristiwa yang tidak masuk akal
atau tidak mungkin terjadi. Contoh: Pangeran Buruk Rupa, Si Kancil
dan Buaya
2.
Cerpen
Cerpen
adalah karangan pendek yang berbentuk prosa.
3.
Novel
Novel
adalah karya imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas problematika
kehidupan seseorang atau beberapa orang tokoh.
4.
Biografi
Biografi
adalah riwayat yang ditulis oleh orang lain.
5.
Esai
Esai
merupakan karangan yang berisi ujaran populer dan dengan pola
penyajian yang bersifat santai. Ulasan-ulasannya bersifat pribadi,
akrab, dan asyik dibaca layaknya obrolan biasa.
6.
Kritik
Kritik
merupakan tanggapan atau pertimbangan atas baik buruknya suatu karya
(puisi, cerepn, drama, dsb). Kritik biasanya disertai dengan analisis
dan kesimpulan-kesimpulan.
7.
Artikel
Artikel
adalah karya tulis lengkap yang dimuat di Koran, majalah, atau
internet.
Komponen
dalam prosa lama ;
1.
Pantun adalah bentuk puisi yang terdiri atas empat baris yang
bersajak bersilih dua-dua (pola ab-ab), dan biasanya, tiap baris
terdiri atas empat perkataan.
2.
Gurindam adalah puisi Melayu lama yang terdiri dari dua larik
(baris), mempunyai irama akhir yang sama dan merupakan satu kesatuan
yang utuh.
3.
Mantera adalah merupakan satu daripada genra puisi Melayu tradisional
yang diwarisi sejak zaman primitif, prasejarah, animisme.
4.
Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai
sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris
hingga 20 baris).
5.
Sage merupakan cerita lama yang berhubungan dengan sejarah, yang
menceritakan keberanian, kepahlawanan, kesaktian dan keajaiban
seseorang.
Komponen
dalam prosa baru ;
1.
Novel adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis dan naratif,
biasanya dalam bentuk cerita. Penulis novel disebut novelis. Kata
novel berasal dari bahasa italia novella yang berarti "sebuah
kisah, sepotong berita".
2.
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang.
Sebuah biografi lebih kompleks daripada sekedar daftar tanggal lahir
atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita
tentang perasaan yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian
tersebut.
3.
Cerpen adalah cerita yang berbentuk naratif. Jadi cerpen bukan
argumentasi atau analisa atau deskripsi.
4.
Drama adalah satu bentuk karya sastra yang memiliki bagian untuk
diperankan oleh aktor. Kosakata ini berasal dari bahasa yunani yang
berarti "aksi", "perbuatan".
5.
Soneta adalah salah satu bentuk sastra baru yang berasal dari Italia.
Soneta masuk kedalam sastra Indonesia baru.
3.
Nilai-nilai Dalam Prosa Fiksi
Prosa
fiksi merupakan sebuah bentuk karya sastra yang disajikan dalam
bentuk bahasa yang tidak terikat oleh jumlah kata dan unsur
musikalitas. Bahasa yang tidak terikat itu digunakan untuk
menyampaikan tema atau pokok persoalan dengan sebuah amanat yang
ingin disampaikan berkenaan dengan tema tersebut. Oleh karena itu,
dalam apresiasi dengan tujuan tnembenkan penghargaan terhadap karya
prosa itu, kita haruslah bisa “membongkar” dan menerangjelaskan
hal-hal yang berkenaan dengan ukuran keindahan dan “kelebihan”
karya prosa itu.
Nilai-nilai dalam prosa fiksi ;
1. Nilai penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah
misahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan
sebagainya.
2. Nilai penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau
manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan
sebagainya.
3. Nilai pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.
4. Nilai penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu
karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran
dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Nilai penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan
penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan
struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.
Nilai-nilai dalam prosa fiksi ;
1. Nilai penikmatan atau menyenangi. Tindakan operasionalnya pada tahap ini adalah
misahiya membaca karya sastra (puisi maupun novel}, menghadiri acara deklamasi, dan
sebagainya.
2. Nilai penghargaan. Tindakan operasionalnya, antara lain, melihat kebaikan, nilai, atau
manfaat suatu karya sastra, dan merasakan pengaruh suatu karya ke dalam jiwa, dan
sebagainya.
3. Nilai pemahaman. Tindakan opersionalnya adalah meneliti dan menganalisis unsur
intrinsik dan unsur ektrinsik suatu karya: astra, serta berusaha menyimpulkannya.
4. Nilai penghayatan. Tindakan operasionalnya adalah rnenganalisis lebih lanjut akan suatu
karya, mencari hakikat atau makna suatu karya beserta argumentasinya; membuat tafsiran
dan menyusun pendapat berdasarkan analisis yang telah dibuat.
5. Nilai penerapan. Tindakan operasionalnya adalah mclahirkan ide baru, mengamalkan
penemuan, atau mendayagunakan hasil operasi dalam mencapai material, moral, dan
struktural untuk kepentingan sosial, politik, dan budaya.
Contoh
Karya Sastra:
1.
Mahabarata dan Ramayana
2.
Siti Nurbaya
3.
Salah Asuhan
4.
Sengsara Membawa Nikmat
Contoh
Prosa:
-
Contoh novel :Ave Maria oleh Idrus, Keluarga Gerilya oleh Pramoedya
Ananta Toer, Perburuan oleh Pramoedya Ananta Toer, Ziarah oleh Iwan
Simatupang, Surabaya oleh Idrus.
-
Contoh cerpen :Radio Masyarakat oleh Rosihan Anwar, Bola Lampu oleh
Asrul Sani, Teman Duduk oleh Moh. Kosim, Wajah yang Bembah oleh
Trisno Sumarjo, Robohnya Surau Kami oleh A.A. Navis.
-
Contoh biografi :Soeharto Anak Desa, Prof. Dr. B.I Habibie, Ki Hajar
Dewantara.
4.
Ilmu Budaya Dasar Yang Dihubungkan Dengan Puisi
Puisi
termasuk seni sastra, sedangkan sastra bagian dari kesenian, dan
kesenian cabang unsur dari kebudayaan. puisi adalah ekspresi
pengalaman jiwa penyair mengenai kehidupan manusia, alam, tuhan
melalui media bahasa yang artistik/estetik, nyang secara padu dan
utuh di padatkan kata-katanya.
Kepuitisan,
keartistikan atau keestetikan bahasa puisi disebabkan oleh
kreativitas penyair dalam membangun puisinya dengan menggunakan:
- Figura bahasa, seperti gaya personifikasi, metafora, perbandingan, alegori, dsb.
- Kata-kata yang ambiquitas, yaitu kata-kata yang bermakna ganda, banyak tafsir.
- Kata-kata yang berjiwa, yaitu kata-kata yang sudah di beri suasana tertentu, berisi perasaan dan pengalaman jiwa penyair sehingga terasa hidup dan memukau.
- Kata-kata yang konotatif, yaitu kata-kata yang sudah di beri tambahan nilai-nilai rasa dan asosiasi-asosiasi tertentu. Pengulangan, yang berfungsi untuk mengintensifkan hal-hal yang di lukiskan, sehingga lebih menggugah hati.
Adapun
alasan-alasan yang mendasari penyajian yang mendasari penyajian puisi
pada perkuliahan ilmu budaya dasar adalah :
- Hubungan puisi dengan pengalaman hidup manusia.
- Puisi dan keinsyafan/kesadaran individual.
- Puisi dan keinsyafan sosial.
Puisi
baru : Puisi yang muncul karena pengaruh sastra barat. Puisi baru
adalah puisi yang lebih bebas dalam penggunaan rima, pilihan kata,
serta irama.
Puisi
Lama : Puisi yang mengikuti ketentuan umum pada puisi seperti, rima,
irama, dan baris.
Jenis puisi lama :
- Mantra
- Karmina (Pantun singkat)
- Talibun
- Syair
- Gurindam
Kepuitisan
atau keartistikan puisi dapat dibangun menggunakan :
- Figura Bahasa (personifikasi, hiperbola, metafora, dll)
- Kata - kata ambigu
- Kata-kata yang mengandung perasaan dan pengalaman penyair
- Kata - kata konotatif
- Pengulangan
untuk mengintensifkan hal yang dilukiskan
Sumber : http://indrango.blogspot.co.id/2015/03/konsepsi-ilmu-budaya-dasar-dalam_20.html
Langganan:
Postingan (Atom)